Tari Sasi : Sejarah, Properti, Fungsi dan Gerakan

Abdul

tari sasi

Tari Sasi adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Maluku, Indonesia. Tarian ini memiliki makna dan filosofi yang dalam bagi masyarakat Maluku, terutama dalam hal keberlanjutan sumber daya alam.

Nama “Sasi” sendiri berasal dari kata dalam bahasa setempat yang berarti larangan atau pembatasan. Tari Sasi dilakukan sebagai bagian dari upacara adat untuk menandai dimulainya periode larangan memanen hasil laut atau hutan tertentu.

Dalam tarian ini, penari menggunakan gerakan yang elegan dan dinamis dengan diiringi musik tradisional khas Maluku.

Tari Sasi tidak hanya merupakan tarian yang indah dan menarik, tetapi juga memiliki nilai-nilai sosial dan budaya yang penting bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat Maluku.

Asal Tari Sasi Berasal dari Daerah?

asal tari sasi

Tari Sasi berasal dari daerah Maluku, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian dari budaya masyarakat Maluku yang memiliki nilai dan makna yang mendalam. Maluku sendiri terdiri dari beberapa pulau dan kepulauan, seperti Pulau Seram, Pulau Ambon, dan Pulau Banda.

Di setiap daerah di Maluku, Tari Sasi memiliki ciri khas dan variasi gerakan yang berbeda-beda. Meskipun demikian, keseluruhan makna dan tujuan dari Tari Sasi tetap sama, yaitu sebagai upacara adat untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Seiring dengan waktu, Tari Sasi telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan ke mancanegara sebagai bagian dari promosi budaya Indonesia.

Sejarah Tari Sasi

Sejarah Tari Sasi dapat ditelusuri dari kehidupan masyarakat Maluku pada masa lampau. Tarian ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Maluku.

Tari Sasi awalnya dipentaskan sebagai bagian dari upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Maluku untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam, terutama hasil laut dan hutan. Dalam upacara ini, diberlakukan periode larangan memanen atau menangkap hasil laut atau hutan tertentu, yang disebut dengan “sasi”.

Tari Sasi kemudian dijadikan sebagai sarana untuk mengumandangkan nilai-nilai sosial dan budaya yang penting dalam menjaga kelestarian alam.

Dalam perkembangannya, Tari Sasi telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi. Gerakan tari dan alat musik yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai dan makna yang sama.

Pada masa penjajahan Belanda, Tari Sasi sempat dilarang karena dianggap mengandung unsur-unsur magis dan membahayakan kepentingan kolonial.

Namun, setelah Indonesia merdeka, Tari Sasi kembali dihidupkan dan dikembangkan sebagai bagian dari upaya melestarikan kebudayaan Maluku dan Indonesia.

Saat ini, Tari Sasi telah menjadi salah satu ikon budaya Indonesia yang terkenal di dunia. Tarian ini sering dipentaskan dalam berbagai acara seni dan budaya baik di dalam maupun luar negeri.

Selain itu, Tari Sasi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam, sebagai upaya untuk memperkuat kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.

Baca Juga :

Tari Tifa : Sejarah, Properti, Fungsi dan Gerakan

Tari Sajojo : Sejarah, Properti, Fungsi dan Gerakan

Tari Cakalele : Sejarah, Properti, Fungsi dan Gerakan

Tari Leleng : Sejarah, Gerakan, Makna dan Fungsi

Tari Burung Enggang: Sejarah, Asal, Makna dan Simbolis

Properti Tari Sasi

Properti Tari Sasi adalah benda-benda atau alat yang digunakan dalam pentas tarian ini. Properti tersebut biasanya dipilih dan dibuat dengan saksama agar dapat menguatkan makna dan filosofi yang terkandung dalam tarian tersebut.

Beberapa properti yang biasa digunakan dalam Tari Sasi antara lain:

1. Tifa

Tifa adalah alat musik tradisional khas Maluku yang berbentuk seperti gendang kecil. Tifa biasanya dimainkan sebagai pengiring musik dalam Tari Sasi.

2. Gong

Gong adalah alat musik yang juga digunakan sebagai pengiring dalam Tari Sasi. Gong memiliki bentuk bulat dan pipih dengan ukiran-ukiran khas Maluku.

3. Kapur Sirih

Kapur sirih digunakan sebagai simbol permohonan restu dari roh leluhur atau dewa-dewi pada saat awal upacara Tari Sasi.

4. Pisau Sirih

Pisau sirih digunakan sebagai simbol pembukaan dan penutupan periode larangan untuk memanen hasil laut atau hutan tertentu.

5. Tanaman atau benda alam

Tanaman atau benda alam seperti buah-buahan atau hewan laut juga sering digunakan sebagai properti dalam Tari Sasi. Benda-benda tersebut melambangkan hasil alam yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Properti Tari Sasi merupakan bagian penting dari keseluruhan tarian, karena dapat membantu memperkuat makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh Tari Sasi kepada penonton dan masyarakat.

Pola Lantai Tari Sasi

Pola lantai Tari Sasi adalah pola gerakan atau pola formasi yang dibentuk oleh para penari saat melakukan tarian. Pola lantai ini mencakup arah gerakan, formasi kelompok, dan urutan gerakan yang harus diikuti oleh para penari.

Pola lantai Tari Sasi dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungan alam di daerah Maluku, yang menjadi asal usul tarian ini.

Pola lantai Tari Sasi biasanya dibentuk dalam lingkaran atau formasi segitiga, dan para penari biasanya bergerak searah jarum jam. Gerakan para penari dipimpin oleh seorang penari utama yang berada di tengah-tengah lingkaran atau formasi segitiga.

Para penari akan saling bergantian melakukan gerakan yang terkait dengan pesan atau cerita yang ingin disampaikan dalam tarian.

Pola lantai Tari Sasi juga mempertimbangkan elemen visual dan estetika tarian. Gerakan para penari harus sinkron dan harmonis, sehingga tercipta keindahan dan kekuatan pesan yang ingin disampaikan.

Pola lantai Tari Sasi juga dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dalam cerita tarian atau kondisi lingkungan tempat tarian dilakukan.

Pola lantai Tari Sasi merupakan bagian penting dari keseluruhan tarian, karena dapat membantu memperkuat makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.

Pola lantai ini juga menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Maluku dalam menjaga kelestarian alam dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

Gerakan Tari Sasi

Gerakan Tari Sasi adalah serangkaian gerakan yang dilakukan oleh para penari dalam tarian ini.

Gerakan-gerakan tersebut melambangkan makna dan pesan yang ingin disampaikan dalam tarian, seperti permohonan restu, pembukaan dan penutupan periode larangan, dan penghormatan terhadap alam dan sumber daya alam.

Beberapa gerakan yang sering dilakukan dalam Tari Sasi antara lain:

1. Gerakan Tangan

Gerakan tangan dalam Tari Sasi cukup kompleks dan melibatkan banyak variasi. Gerakan tangan tersebut melambangkan permohonan restu, penghormatan, atau permintaan izin dari roh leluhur atau dewa-dewi.

2. Gerakan Kaki

Gerakan kaki dalam Tari Sasi melambangkan kekuatan dan kesatuan. Gerakan ini juga dapat menunjukkan perubahan suasana dalam cerita tarian, seperti dari suasana tenang menjadi riuh.

3. Gerakan Kepala

Gerakan kepala dalam Tari Sasi biasanya melambangkan permohonan restu atau penghormatan. Gerakan ini dapat memberikan kesan yang kuat pada penonton.

4. Gerakan Tubuh

Gerakan tubuh dalam Tari Sasi mencakup gerakan-gerakan yang menggambarkan kekuatan dan keindahan alam, seperti ombak laut atau pepohonan.

Semua gerakan dalam Tari Sasi harus dilakukan dengan sinkron dan harmonis, sehingga tercipta keindahan dan kekuatan pesan yang ingin disampaikan.

Gerakan-gerakan tersebut juga disesuaikan dengan properti dan pola lantai yang digunakan dalam tarian. Tari Sasi bukan hanya sebuah tarian semata, tetapi juga merupakan suatu bentuk seni dan warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Keunikan Tari Sasi

Tari Sasi memiliki banyak keunikan yang membedakannya dari tarian tradisional lainnya di Indonesia. Beberapa keunikan tersebut antara lain:

1. Kaitannya dengan tradisi sasi

Tari Sasi memiliki kaitan erat dengan tradisi sasi, yaitu periode larangan terhadap pengambilan sumber daya alam di suatu wilayah.

Tari Sasi biasanya dilakukan untuk membuka dan menutup periode sasi, serta untuk memohon restu kepada roh leluhur dan dewa-dewi.

2. Memiliki pesan moral dan spiritual

Tari Sasi bukan hanya sebuah tarian semata, tetapi juga mengandung pesan moral dan spiritual yang dalam. Tarian ini mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam, serta penghormatan terhadap roh leluhur dan dewa-dewi.

3. Penggunaan properti yang khas

Tari Sasi menggunakan properti yang khas, seperti kepala kerbau, perisai, tombak, dan tongkat. Properti tersebut memiliki makna simbolis yang dalam dan digunakan dalam cerita tarian.

4. Kombinasi gerakan yang kompleks

Gerakan dalam Tari Sasi cukup kompleks dan memerlukan koordinasi yang baik antara para penari. Gerakan tersebut mencakup gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh yang menggambarkan makna dalam cerita tarian.

5. Variasi pola lantai

Pola lantai Tari Sasi memiliki variasi yang cukup banyak, tergantung pada daerah atau komunitas tempat tarian dilakukan. Variasi tersebut mencakup arah gerakan, formasi kelompok, dan urutan gerakan para penari.

Keunikan-keunikan tersebut membuat Tari Sasi menjadi tarian yang kaya akan budaya dan warisan lokal, serta menjadi bagian penting dari keanekaragaman seni dan budaya Indonesia.

Fungsi Tari Sasi

Tari Sasi memiliki berbagai fungsi yang penting bagi masyarakat di Indonesia, khususnya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah-wilayah yang masih menjalankan tradisi sasi.

Beberapa fungsi Tari Sasi antara lain:

1. Sebagai ritual tradisional

Tari Sasi merupakan bagian dari ritual tradisional dalam menjalankan tradisi sasi. Tarian ini dilakukan pada saat membuka dan menutup periode larangan pengambilan sumber daya alam di suatu wilayah.

2. Sebagai wujud penghormatan

Tari Sasi juga memiliki fungsi sebagai wujud penghormatan terhadap roh leluhur dan dewa-dewi. Para penari melakukan tarian ini sebagai bentuk permohonan restu dan izin untuk menggunakan sumber daya alam di suatu wilayah.

3. Sebagai sarana pendidikan

Tari Sasi dapat digunakan sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda dalam mengenali dan menjaga kearifan lokal. Melalui tarian ini, mereka dapat belajar nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang ada di masyarakat.

4. Sebagai sarana hiburan

Selain memiliki nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, Tari Sasi juga dapat berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, acara adat, atau festival seni dan budaya.

5. Sebagai sarana promosi pariwisata

Tari Sasi juga dapat digunakan sebagai sarana promosi pariwisata di Indonesia. Tarian ini dapat menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin belajar dan mengalami keanekaragaman budaya Indonesia.

Dengan berbagai fungsi tersebut, Tari Sasi menjadi tarian yang sangat penting dan memiliki nilai yang tinggi bagi masyarakat di Indonesia, khususnya bagi mereka yang masih menjalankan tradisi sasi.

Akhir Kata

Dari penjelasan tentang Tari Sasi di atas, dapat disimpulkan bahwa tarian ini memiliki banyak keunikan dan fungsi yang penting bagi masyarakat di Indonesia, seperti sebagai ritual tradisional, wujud penghormatan, sarana pendidikan, sarana hiburan, dan sarana promosi pariwisata.

Tari Sasi merupakan warisan budaya yang kaya dan patut dijaga, sehingga dapat terus dilestarikan dan diapresiasi oleh generasi muda dan wisatawan dari seluruh dunia.

FAQ

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan seputar Tari Sasi beserta jawabannya:

Apa itu Tari Sasi?

Tari Sasi adalah tarian tradisional yang berasal dari Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Tarian ini biasanya dilakukan dalam rangka menjalankan tradisi sasi, yaitu sistem pengaturan penggunaan sumber daya alam yang masih berlaku di beberapa wilayah di Indonesia.

Bagaimana gerakan Tari Sasi?

Gerakan Tari Sasi didominasi oleh gerakan-gerakan lambat dan lemah gemulai, serta diiringi oleh musik yang bersifat religius dan sakral. Gerakan-gerakan tersebut melambangkan permohonan izin dan restu kepada roh leluhur dan dewa-dewi.

Apa fungsi dari Tari Sasi?

Tari Sasi memiliki berbagai fungsi yang penting bagi masyarakat di Indonesia, seperti sebagai ritual tradisional, wujud penghormatan, sarana pendidikan, sarana hiburan, dan sarana promosi pariwisata.

Apa keunikan dari Tari Sasi?

Tari Sasi memiliki banyak keunikan, seperti pola lantai yang berbentuk persegi empat, properti yang digunakan, serta gerakan-gerakan lambat yang lemah gemulai. Selain itu, tarian ini juga memiliki nilai sakral dan religius yang tinggi.

Apakah Tari Sasi masih dipertunjukkan pada masa sekarang?

Ya, Tari Sasi masih dipertunjukkan hingga saat ini, terutama di wilayah-wilayah yang masih menjalankan tradisi sasi. Tarian ini juga sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, acara adat, atau festival seni dan budaya.

Apa saja jenis-jenis Tari Sasi?

Jenis-jenis Tari Sasi bervariasi tergantung dari wilayah asalnya, di antaranya adalah Tari Sasi pada masyarakat Kambera di Sumba Timur, Tari Sasi pada masyarakat Kedang di Flores Timur, dan Tari Sasi pada masyarakat Sahu di Seram Bagian Timur.

Bagaimana cara menjaga dan melestarikan Tari Sasi?

Untuk menjaga dan melestarikan Tari Sasi, diperlukan peran serta dari seluruh masyarakat, khususnya generasi muda. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain dengan mengadakan pelatihan tari, menyebarkan informasi tentang Tari Sasi, serta memasukkan tarian ini ke dalam kurikulum pendidikan.

Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk melestarikan alat musik dan properti Tari Sasi agar tetap dapat digunakan dalam pertunjukan tarian tersebut.

Bagikan:

Abdul

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Leave a Comment