Pengertian Musik Campursari

Abdul

pengertian musik campursari

Musik Campursari adalah genre musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang menggabungkan unsur-unsur musik tradisional Jawa dengan alat musik modern seperti gitar, bass, drum, dan keyboard.

Musik campursari sering diiringi oleh tembang Jawa dengan lirik yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Musik campursari populer di Indonesia dan memiliki banyak penggemar dari berbagai kalangan.

Selain sebagai hiburan, musik campursari juga digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat luas.

Baca Juga :

Pengertian Musik Campursari

pengertian musik campursari

Campursari merupakan salah satu wujud kesenian musik yang telah tumbuh dan berkembang di daerah Jawa, wujud musik ini sendiri merupakan gabungan dari alat musik irama nada Pentatonic dan irama nada Diatonic.

Dengan menggabungkan 2 unsur musik yang berbeda jenis ini akan menghasilkan jenis musik yang baru, yang disebut Campursari.

Sejarah Musik Campursari

awal mula musik campursari

Musik Campursari berasal dari Jawa Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) pada awal tahun 1960-an. Awalnya, musik campursari dibawakan oleh para seniman jalanan atau pengamen yang menghibur para pengendara kendaraan umum.

Kemudian, musik campursari semakin populer dan mulai diproduksi secara profesional pada tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an, musik campursari semakin mendapat perhatian dari industri musik di Indonesia dan menjadi populer di seluruh negeri.

Saat ini, musik campursari masih terus berkembang dan memiliki banyak penggemar setia di Indonesia.

Meskipun musik campursari sudah mengalami banyak perubahan dan modernisasi, tetapi nilai-nilai budaya dan ciri khas Jawa masih tetap terjaga dan menjadi identitas utama dari musik campursari.

Perkembangan Musik Campursari

Seiring berjalannya waktu, musik campursari terus mengalami perkembangan dan perubahan yang signifikan.

Pada awalnya, musik campursari hanya diiringi oleh alat musik tradisional Jawa seperti gamelan, kendang, dan suling.

Namun, seiring perkembangan zaman, musik campursari mulai menggunakan alat musik modern seperti gitar, bass, drum, dan keyboard untuk menciptakan suasana yang lebih modern dan menarik bagi pendengarnya.

Selain itu, musik campursari juga mengalami perubahan pada genre musiknya.

Awalnya, musik campursari hanya terfokus pada genre dangdut, namun seiring berjalannya waktu, musik campursari mulai merambah pada berbagai genre musik seperti pop, rock, reggae, dan lain-lain.

Hal ini dilakukan untuk memperluas pasar musik campursari dan menarik penggemar dari berbagai kalangan.

Selain dari segi musik, musik campursari juga semakin berkembang dalam hal produksi dan promosi. Saat ini, banyak perusahaan rekaman yang memproduksi musik campursari dengan kualitas rekaman yang lebih baik dan lebih profesional.

Promosi musik campursari juga semakin luas dengan bantuan media sosial dan platform musik digital seperti Spotify, YouTube, dan lain-lain.

Dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi, musik campursari masih terus eksis dan menjadi bagian dari budaya musik Indonesia yang kaya dan beragam.

Fungsi Musik Campursari

Musik Campursari memiliki berbagai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa dan Indonesia secara umum. Berikut adalah beberapa fungsi musik campursari:

  • Sebagai sarana hiburan dan penghibur masyarakat. Musik campursari sering digunakan sebagai sarana untuk menghibur masyarakat di acara-acara tertentu seperti pernikahan, khitanan, atau acara-acara tradisional lainnya.
  • Sebagai media untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat luas. Musik campursari sering diiringi oleh tembang Jawa dengan lirik yang mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa, sehingga bisa menjadi media untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat luas.
  • Sebagai sarana untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional. Musik campursari memiliki ciri khas yang sangat kental dengan kebudayaan tradisional Jawa, sehingga bisa menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
  • Sebagai alat untuk menyampaikan pesan moral dan sosial kepada masyarakat. Melalui lirik lagu dalam musik campursari, para seniman bisa menyampaikan pesan moral dan sosial kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga nilai-nilai budaya, berbuat baik, dan lain-lain.
  • Sebagai alat untuk memperoleh penghasilan. Bagi para seniman dan musisi, musik campursari bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup besar, terutama jika mereka memiliki banyak penggemar dan sering tampil di acara-acara tertentu.

Jenis-jenis Musik Campursari

Musik Campursari memiliki beberapa jenis yang cukup populer di Indonesia. Berikut adalah beberapa jenis musik campursari yang sering dikenal dan digemari oleh masyarakat:

1. Campursari Koplo

Jenis musik campursari yang lebih modern dengan menggunakan irama dangdut sebagai dasar musiknya. Campursari Koplo memiliki irama yang lebih upbeat dan energik, serta sering digunakan sebagai musik pengiring di acara-acara hiburan seperti pentas seni atau dangdutan.

2. Campursari Keroncong

Jenis musik campursari yang mengkombinasikan antara irama keroncong dengan alat musik tradisional Jawa seperti gamelan dan kendang. Campursari Keroncong sering digunakan sebagai musik pengiring di acara-acara resmi atau acara-acara tradisional seperti pernikahan atau khitanan.

3. Campursari Rock

Jenis musik campursari yang mengadopsi irama musik rock dengan lirik dan tema yang mengangkat nilai-nilai budaya Jawa. Campursari Rock sering digunakan sebagai media untuk menarik minat masyarakat muda terhadap budaya Jawa.

4. Campursari Pop

jenis musik campursari yang mengkombinasikan antara irama pop dengan alat musik tradisional Jawa seperti suling dan gamelan. Campursari Pop memiliki irama yang lebih ringan dan mudah didengar, serta sering diputar di stasiun radio dan televisi.

5. Campursari Reggae

jenis musik campursari yang mengadopsi irama musik reggae dengan lirik yang mengangkat tema tentang cinta, persahabatan, dan kehidupan sehari-hari.

Campursari Reggae sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan positif dan mengajak masyarakat untuk selalu bersatu dan hidup harmonis.

Ciri-ciri Musik Campursari

Musik campursari memiliki beberapa ciri-ciri yang khas dan membedakannya dengan jenis musik lainnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri musik campursari:

  • Kombinasi alat musik tradisional dan modern: Musik campursari menggabungkan alat musik tradisional Jawa seperti kendang, suling, dan gamelan dengan alat musik modern seperti gitar dan keyboard. Kombinasi ini menciptakan suara yang unik dan khas.
  • Tembang Jawa: Musik campursari sering diiringi oleh tembang Jawa dengan lirik yang mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa. Tembang Jawa ini sering dibawakan dengan gaya penyanyi campursari yang khas dan unik.
  • Irama yang lembut dan santai: Musik campursari memiliki irama yang lembut, santai, dan menenangkan. Irama ini cocok untuk menjadi musik latar atau pengiring di acara-acara yang bersifat formal dan tradisional.
  • Penuh dengan improvisasi: Musik campursari sering diisi dengan improvisasi dari para musisi, terutama dalam hal permainan alat musik. Improvisasi ini membuat musik campursari lebih hidup dan tidak monoton.
  • Menampilkan gaya penyanyi yang khas: Penyanyi campursari memiliki gaya bernyanyi yang khas dengan vokal yang melengking dan penggunaan kata-kata yang sederhana namun mudah diingat. Gaya penyanyi campursari ini membuat musik campursari mudah diingat dan menjadi ciri khas tersendiri.

Tokoh Musik Campursari

Ada beberapa tokoh yang dianggap sebagai pelopor atau legenda musik campursari di Indonesia. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Manthous: dikenal sebagai Raja Campursari, Manthous (1921-2010) adalah salah satu tokoh legendaris musik campursari. Beliau memulai karirnya sejak tahun 1950-an dan berhasil menghasilkan lebih dari 500 lagu campursari.
  • Didi Kempot: dikenal sebagai King of Campursari, Didi Kempot (1966-2020) adalah salah satu tokoh penting musik campursari yang berhasil mengubah citra musik campursari dari yang kuno menjadi modern. Didi Kempot meraih popularitas di seluruh Indonesia melalui lagu-lagu hitsnya seperti “Stasiun Balapan” dan “Pamer Bojo”.
  • Sunan Kalijaga: dikenal sebagai ulama dan seniman terkenal pada masa penyebaran Islam di Jawa, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan seni musik di Jawa. Beliau dikenal sebagai pencipta tembang Jawa dan musik gamelan, serta mengembangkan seni campursari pada masa itu.
  • Cak Diqin: dikenal sebagai tokoh campursari legendaris yang memadukan irama keroncong dengan musik Jawa dan modern. Cak Diqin memulai karirnya pada tahun 1970-an dan berhasil menghasilkan banyak lagu campursari populer seperti “Mbah Marijan” dan “Sate Wedus”.
  • Nurhana: dikenal sebagai penyanyi campursari legendaris, Nurhana memulai karirnya sejak tahun 1970-an dan berhasil meraih popularitas di kalangan penggemar musik campursari. Beliau dikenal sebagai penyanyi dengan vokal yang merdu dan lagu-lagunya yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan dan budaya Jawa.

Pengaruh Musik Campursari Bagi Kehidupan Manusia

Musik campursari memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan manusia di Indonesia, terutama di Jawa. Berikut adalah beberapa pengaruh positif musik campursari bagi kehidupan manusia:

1. Melestarikan budaya

Musik campursari merupakan wujud nyata dari kekayaan budaya Jawa yang masih lestari hingga saat ini. Musik campursari berhasil mempertahankan tradisi dan budaya Jawa melalui tembang-tembang yang diiringi dengan alat musik khas Jawa.

2. Memperkuat identitas budaya

Musik campursari membantu memperkuat identitas budaya Jawa sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia. Lagu-lagu campursari mengandung pesan moral dan nilai-nilai budaya Jawa yang kuat, sehingga membantu memperkuat rasa bangga dan identitas budaya masyarakat Jawa.

3. Sebagai media hiburan

Musik campursari menjadi salah satu bentuk hiburan yang populer di kalangan masyarakat Jawa. Konser dan pertunjukan musik campursari menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang untuk melepas penat dan menghibur diri.

4. Sebagai media dakwah

Musik campursari juga sering digunakan sebagai media dakwah oleh para ulama atau pemuka agama untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai keagamaan. Musik campursari dapat menjadi sarana yang efektif dalam menyebarluaskan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat.

5. Meningkatkan perekonomian

Musik campursari juga memberikan dampak ekonomi yang positif, terutama bagi para seniman dan pekerja di industri musik. Konser dan pertunjukan musik campursari menjadi sumber penghasilan bagi para seniman dan pekerja musik, serta dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang menjadi pusat industri musik campursari.

Contoh Musik Campursari

Berikut ini beberapa contoh musik campursari yang populer di Indonesia:

  1. Stasiun Balapan – Didi Kempot
  2. Pamer Bojo – Didi Kempot
  3. Ojo Lamis – Manthous
  4. Wong Deso – Manthous
  5. Ngimpi – Nurhana
  6. Banyu Langit – Cak Diqin
  7. Tak Enteni Tekamu – Cak Diqin
  8. Bojo Galak – Hip Hop Campursari
  9. Loro Ati – Nella Kharisma
  10. Sewu Kuto – Sunan Kendang

Alat Musik Campursari

macam macam alat musik campursari

Adapun Macam-macam alat musik Campursari yaitu sebagai berikut:

1. Kendang Ciblon

Kendang Ciblon Merupakan instrumen dalam Campursari yang mempunyai fungsi utama yaitu mengatur irama. Instrumen ini dibunyikan dengan tangan, tanpa menggunakan alat bantu.

Kendang biasanya dimainkan oleh para permain Gamelan Profesional, yang telah lama terjun dalam Budaya Jawa.

Kendang biasanya dimainkan sesuai naluri pengendang, sehingga jika dimainkan oleh 1 orang dengan orang lain, maka akan berbeda nuansanya. Pada musik Campursari, kendang ini digunakan untuk mengiringi langgam dan larangan.

2. Kendang Jaipong

Dalam segi Pengertian, kendang ini sama seperti kendang Ciblon, tetapi berbeda jenis lagu yang akan diiringinya.

Dalam sebuah musik Campursari biasanya kendang Jaipong ini untuk mengiringi lagu-lagu Campursari yang tempo nya agak cepat sedikit dibandingkan dengan kendang Ciblon, misalnya seperti lagu Bajing Loncat, walang kekek.

Namun dalam perkembangannya saat ini, kendang Jaipong ini cukup identik dengan lagu-lagu yang berasal dari Jawa Tengah, terutama daerah Sragen yang lagu-lagunya terkenal diberi nama ‘Sragenan’.

Adapun contoh judul lagu-lagu Sragenan seperti Janjiku, Ojo Ngelamun, Imbangono Katresanku, Jangan Koro dan masih banyak lagi.

3. Demung

Dalam satu set Gamelan biasanya mempunyai 2 demung, keduanya mempunyai versi pelog dan slendro. Namun dalam sebuah Campursari kebanyakan hanya menggunakan 1 saja, tetapi ditambahi dengan sorok.

Fungsinya jika untuk memainkan Gending Pelog/Slendro tinggal mengganti beberapa wilahan saja. Demung sendiri menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga Balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar.

Demung mempunyai wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar dibanding Wilahan Saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh Demung biasanya terbuat dari Kayu, dengan bentuk seperti Palu, lebih berat dan lebih besar daripada Tabuh Saron.

Adapun cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal akan menghasilkan jalinan nada yang bervariasi tetapi mengikuti pola tertentu.

Keras lemah dan cepat lambatnya penabuhan tergantung pada Komando dari kendang dan jenis Gendhingnya. Pada Gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan seperti, demung ditabuh dengan cepat dan keras.

Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh dengan keras dan cepat. Dalam memainkan demung, tangan kanan memukul wilahan atau lembaran logam dengan tabuh,

lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pukulan nada sebelumnya. Teknik ini sendiri disebut Memathet.

4. Saron

Saron atau yang disebut juga Ricik merupakan salah satu instrumen Gamelan yang termasuk keluarga Balungan.

Dalam sebuah Sampursari biasanya terdapat 2 buah Saron dan mempunyai Sorok yang fungsinya untuk memainkan Gending atau Langgam bernada Pelog atau Slendro.

Alat musik saron menghasilkan nada satu Oktaf lebih tinggi dibanding Demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil.

Tabuh Saron kebanyakan terbuat dari Kayu, dengan bentuknya yang seperti Palu. Cara memainkan Saron ini sendiri pun sama halnya dengan cara memainkan Depok atau Demung.

5. Gong Gede

Gong ini sendiri mempunyai peran sebagai penutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik terhias oleh irama Gending. Dalam sebuah Campursari biasanya hanya ada 1 buang Gong Besar saja.

Cara memainkan Gong ini sendiri adalah dipukul dengan menggunakan sebuah Tabuh yang terbuat dari Kayu dan diselimuti oleh kain pada ujung Kayu tersebut.

6. Gender

Gender adalah salah satu kelompok alat musik idiophone, yang mana alat musik tersebut suaranya bersumber dari badan alat musik itu sendiri.

Adapun cara memainkan Gender adalah dengan dipukul pada bagian tengah permukaan bilah-bilahnya menggunakan 2 tabuh yang dipegang dengan tangan kiri dan kanan.

7. Gitar Bass

Bass merupakan alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya, penampilannya pun mirip dengan Gitar Listrik tetapi ia mempunyai tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki 4 senar, sedangkan Gitar Listrik mempunyai 6 senar.

Fungsi Gitar Bass dalam Campursari sangat dibutuhkan untuk menggantikan posisi Gong yang kebanyakan digunakan untuk memainkan Gending atau Ladrang didalam sebuah Gamelan.

Tetapi dalam Campursari, Gitar Bass ini selalu dimainkan pada segala jenis lagu seperti Ladrangan, Langgam, Keroncong, Sragenan dan Dangdut.

8. Gitar Cak

Gitar Cak merupakan jenis Gitar yang mempunyai 3 dawai (Nilon), urutan nadanya sendiri yaitu G, B, dan E. Dalam sebuah Campursari biasanya berfungsi untuk membuat lagu jenis Langgam agar semakin penuh suaranya.

9. Gitar Melody

Gitar Melody merupakan alat Musik berdawai yang dimainkan dengan jemari tangan atau sebuah Plektrum.

Bunyi alat musik ini dihasilkan dari senar-senar yang bergetar. Dalam sebuah campursari, alat musik ini hanya dimainkan dalam lagu Dangdut saja.

10. Keyboard

Keyboard tentunya berbeda dengan Grand Piano, Keyboard lebih kecil dan lebih ringan, sehingga sangat mudah untuk dibawa-bawa dan dipindahkan.

Suara yang dihasilkan pun cukup berbeda dibandingkan dengan Grand Piano. Alat Musik Keyboard mendapatkan suaranya dari manipulasi kunci-kunci.

Arah susunan Keyboard ini mengikuti Logika, dari kiri nada-nada rendah, ke kanan nada-nada tinggi. Susunan kiri-kanan Bass ke Treble pun juga berlaku demikian.

Dalam sebuah Campurisasi Keyboard inilah yang dominan dan paling dibutuhkan, Keyboard ini sama halnya dengan Gitar Bass. Selalu dimainkan dalam segala jenis lagu yang ada di Campursari.

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik campursari merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang penting.

Musik ini terus berkembang seiring waktu, namun tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai musik tradisional yang kental dengan nuansa Jawa.

Musik campursari bukan hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai sarana dalam melestarikan dan memperkuat identitas budaya Jawa, serta sebagai media dakwah.

Dalam perkembangannya, musik campursari telah memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama di Indonesia, dan diharapkan dapat terus melestarikan kekayaan budaya bangsa serta memberikan manfaat bagi masyarakat.

 

Referensi :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Campursari
  • https://media.neliti.com/media/publications/66939-ID-none.pdf

Bagikan:

Abdul

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Leave a Comment