Alat musik gamelan merupakan kumpulan atau seperangkat alat musik yang biasanya menonjolkan demung, saron, peking, gambang, kendang, dan gong.
Istilah gamelan lebih menunjuk kepada instrumen yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.
Gamelan terwujud dari kata Gamel dan An, “gamel” artinya menabuh atau memukul, sedangkan “an” artinya kata benda, jadi dapat diartikan bahwa gamelan adalah memukul benda-benda. Alat musik Gamelan berasal dari daerah Jawa, dan ada juga yang berasal dari Bali.
Keistimewaan alunan alat musik gamelan Jawa yakni cenderung bersuara lembut, seperti memang sengaja untuk menghadirkan suasana ketenangan jiwa dan selaras dengan prinsip hidup masyarakatnya Jawa pada umumnya.
Baca Juga :
- Alat Musik Calung : Pengertian, Sejarah dan Jenisnya
- Alat Musik Cello : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
- Alat Musik FU : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
- Alat Musik Kolintang : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
- Alat Musik Bonang: Pengertian, Sejarah dan Jenisnya
- Alat Musik Ganda : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
- Alat Musik Gambus: Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
- Alat Musik Cajon : Pengertian, Sejarah dan Jenisnya
- Alat Musik Rebana : Pengertian, Fungsi dan Jenisnya
- Alat Musik Marakas : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
- Alat Musik Kecapi : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya
Pengertian Alat Musik Gamelan
Instrumen gamelan Jawa tentunya tidak dapat dilepaskan dari pandangan masyarakat Jawa yang cenderung memelihara keselarasan hidup baik jasmani maupun rohani.
Keadaan itu menjadikan orang Jawa selalu menghindari ekspresi tempramental dan berusaha mewujudkan toleransi antar sesama.
Selain diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada, komposisi gamelan dibuat dengan beberapa aturan seperti beberapa putaran dan pethet serta dibatasi oleh satu gong-an dan melodi.
Alat musik gamelan terbuat dari bambu, sejenis logam campuran timah dan tembaga, dan kayu, masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan.
Cara memainkan alat musik gamelan adalah dengan dipukul atau ditabuh menggunakan alat penabuhnya, dan orang yang memainkan alat musik gamelan Jawa Tengah disebut dengan “Nyaga”.
Sejarah Alat Musik Gamelan
Awalnya, relief gamelan nampak pada dinding Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9. Relief tersebut menampilkan sejumlah alat musik seperti suling bambu, kendang, kecapi, dawai, dan lonceng.
Gamelan di perkenalkan pada masa Hindu-Buddha kepada masyarakat Jawa dan berkembang di Kerajaan Majapahit.
Secara tradisional, masyarakat Jawa meyakini bahwa gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru Era Saka.
Dewa penguasa seluruh Tanah Jawa dengan istananya yang terletak di Gunung Mahendra yang sekarang dinamakan menjadi Gunung Lawu, daerah Medang Kamulan. Olehnya, instrumen yang pertama diciptakan adalah Gong, yang pada saat itu digunakan untuk memanggil para dewa.
Kemudian, alat-alat musik pengiring ikut diciptakan juga untuk menyampaikan pesan yang bersifat khusus. Hingga kemudian terbentuklah gamelan dalam wujud seperangkat lengkap.
Gamelan Jawa berkembang pesat di zaman Majapahit, bahkan menyebar ke berbagai daerah seperti Bali dan Sunda.
Di tanah Jawa, musik gamelan Jawa juga sering disebut dengan Karawitan. Karawitan sendiri digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus, musik Karawitan yang menggunakan alat-alat musik gamelan terdiri dari seni tari dan seni suara khas Jawa.
Dalam sejarah musik gamelan Jawa, yang disebut Karawitan yakni seni suara yang terdiri dari Sinden, Bawa, Gerong, Sendon, dan Celuk.
Sedangkan Seni tari terdiri dari Tari Srimpi, Bedayan, Golek Wireng, dan Tari Pethilan. Selain itu ada juga seni pedalangan yang terdiri dari Wayang Golek, Wayang Gedhok,Wayang Klithik, Wayang Beber, Wayang Suluh, dan Wayang Wahyu.
Berlanjut, musik gamelan Jawa tidak hanya digunakan untuk mengiringi seni tari, seni suara ataupun seni wayang.
Dalam sejarah, musik gamelan Jawa juga sering digunakan untuk mengiringi beberapa acara tertentu terutama saat diadakannya acara resmi oleh kerajaan di Keraton.
Seperti contohnya gamelan Jawa sering digunakan untuk mengiringi pernikahan anggota Keraton.
Selain di Keraton, masyarakat Jawa pada umumnya juga sering menggunakan musik gamelan Jawa sebagai pengiring pernikahan khas tradisional Jawa.
Sejarahnya tidak hanya sampai disini, musik gamelan Jawa dilanjutkan ke perkembangan Jawa saat ini tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi musik gamelan Jawa juga berkembang ke luar negeri contohnya Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada.
Di luar negeri, beberapa orang mulai mempelajari musik gamelan Jawa dengan tekun, dan bahkan di beberapa negara telah memiliki seperangkat musik gamelan Jawa.
Namun, gamelan Jawa Tengah berbeda dengan gamelan bali dan juga dengan gamelan sunda. Gamelan Jawa dapat dibilang memiliki nada yang lebih lembut, sedangkan gamelan Bali lebih terdengar rancak, dan gamelan Sunda cenderung lebih mendayu dengan dominasi seruling.
Perkembangan Gamelan Jawa
Pada umumnya Gamelan Jawa digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang dan pertunjukan tari. Hingga kemudian, berkembang sedemikian rupa hingga mampu berdiri sebagai pertunjukan musik tersendiri lengkap dengan iringan suara para Sinden.
Manakala berlangsung secara resmi di Keraton, misalnya gamelan diperdengarkan sebagai alunan musik pengiring, khususnya jika salah satu anggota keraton melangsungkan upacara perkawinan khas Jawa.
Hingga sekarang pun masyarakat Jawa masih menggunakan gamelan sebagai pengiring acara resepsi pernikahan.
Jenis-Jenis Alat Musik Gamelan
1. Gamelan Gedhe
Gamelan Gedhe terdiri dari ricikan yang lengkap antara laras slendro dengan laras pelog. Biasanya, jenis ini dipakai pada keperluan konser karawitan atau uyon-uyon.
2. Gamelan Wayangan
Sesuai namanya, gamelan ini biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang. Di lingkungan Keraton Surakarta, gamelan wayangan terdiri dari gender barung, kendang, gender panerus, slentrem, saron barund gua buahm demung,
gambang, seruling, siter, kecek, ketuk, kempyang, kenong, kempul, dan juga gong suwukan. Sementara untuk gamelan laras pelog juga sering digunakan untuk mengiringi wayang madya dan wayang gedog.
3. Gamelan Pakurmatan
Gamelan ini mempunyai 3 jenis yaitu:
- Gamelan Monggang
Di lingkungan Keraton Surakarta, biasanya digunakan untuk mengiringi Grebeg Mulud ketika keluarnya gunungan.
- Gamelan Carebaen
Jenis ini dimainkan untuk menghormati para tamu yang telah datang.
- Gamelan Kedhok Ngorek
Di daerah Keraton Surakarta, jenis ini biasanya digunakan pada saat raja mengkhitankan putranya, selain itu Gending Khedok Ngorek juga digunakan untuk mengiringi acara perkawinan.
4. Gamelan Sekaten
Biasanya jenis ini tidak hanya digunakan dalam sekali dalam setahun di Keraton Yogyakarta dan Surakarta yaitu untuk memperingati lahirnya nabi Muhammad SAW.
Selain itu, gamelan Sekaten juga dimainkan di halaman Masjid Agung pada tanggal 6-12 Mulud pada bulan Jawa.
5. Gamelan Gadhon
Gamelan jenis ini hanya terdiri dari siter, kendang, gender, slentem, gambang, serta gong saja.
Alat musik ini digunakan untuk keperluan orang yang memiliki hajad cimen atau hajad sederhana, seperti khitanan, 5 hari setelah kelahiran anak atau disebut dengan sepasaran bayi, pindah rumah, ulang tahun, dan lain lain.
6. Gamelan Cokekan
Jenis ini hanya digunakan untuk mengamen saja, untuk instrumennya hanya terdiri dari siter, kendang, dan juga gong bumbung, gong bumbung ini terbuat dari kayu.
7. Gamelan Senggani
Gamelan Senggani terbuat dari besi dan kuningan yang berbentuk dari bilah dengan ukuran yang lebih kecil, sampai lebih ringan dan praktis.
Instrumen jenis ini terdiri dari barung, bonang, bonang panerus, demung, saron, slentem, kendang, kenong, dan juga kempul. Fungsi dari gamelan Senggani ialah hanya sebagai latihan Karawitan di desa-desa untuk mengiringi tari Tayub.
Fungsi dan Ciri Alat Musik Gamelan
Jika dilihat secara umum, fungsi alat musik gamelan adalah sebagai pengiring tarian, iringan upacara adat, pagelaran seni, iringan wayang, alat musik, iringan pernikahan.
Instrumen ini hanya dimainkan pada kesempatan tertentu seperti upacara agama, perayaan masyarakat khusus, pertunjukan wayang, dan untuk keluarga yang raja.
Namun masing-masing instrumen gamelan memiliki fungsinya masing-masing dan juga cirinya yaitu sebagai berikut.
1. Kendhang
Kendhang ini sebagai penentu setiap ritme yang ada dalam pemain gamelan dan merupakan pengatur irama gending. Alat ini fungsinya memulai, mempercepat, memperlambat, dan memberikan tanda akan berakhirnya gending.
Ciri: Terdiri dari satu kendhang ketipung, satu kendhang ageng, satu kendang penunthung, satu kendhang ciblon dan satu kendhang wayangan, ditabuh atau dipukul oleh seorang pengrawit.
2. Gong Ageng
Gong berfungsi untuk memberi tanda berakhirnya sebuah gatra dan juga untuk menandai mulai dan berakhirnya gending.
Ciri: Satu hingga 3 gong besar yang berlaras nem sampai gulu rendah. Gong Ageng kebanyakan dilaras lima.
3. Siter
Siter adalah instrumen yang memainkan cengkok dan dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang.
Ciri: Terdapat satu siter atau celempung slendro, dan satu siter atau celempung untuk slendro dan pelog. Siter dua dalam satu tersebut disebut dengan siter wolak-walik, ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
4. Rebab
Rebab berfungsi sebagai salah satu dari instrumen pemuka, instrumen ini diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih.
Ciri: Ada satu atau dua buah rebab, rebab ponthang biasanya untuk slendro dan rebab byur untuk pelog.
5. Saron
Saron berfungsi sebagai pengisi melodi utama dalam memainkan gamelan.
Ciri: Satu saron panerus slendro dan satu saron pene-rus pelog masing-masing berbilah tujuh, dan dimainkan atau ditabuh oleh seorang pengrawit.
6. Demung
Demung berfungsi sama seperti saron, tetapi demung bersuara lebih rendah satu oktaf dibandingkan saron yang bersuara lebih keras.
Ciri: Satu demung slendro dan satu demung pelog masing-masing berbilah tujuh, dan ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
7. Peking
Peking berfungsi sebagai pemberi warna melodi dalam permainan gamelan.
8. Bonang Barung
Bonang Barung berfungsi sebagai pemurba lagu yang bertugas memulai jalannya sajian gending.
Ciri: Satu rancak bonang panerus slendro dengan 10 atau 12 pencon dan satu rancak bonang barung pelog yang terdiri dari 14 pencon, dan ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
9. Bonang Panerus
Bonang Panerus berfungsi sebagai pengisi harmoni bunyi bonang barung, bonang jenis ini memiliki suara satu oktaf lebih tinggi dibanding bonang barung.
Ciri: Satu rancak bonang panerus slendro dengan 10 atau 12 pencon dan salah saatu rancak bonang panerus pelog yang terdiri dari 14 pencon, dan ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
10. Kenong
Kenong berfungsi sebagai penentu batas-batas gatra, menegaskan irama. Kenong juga termasuk dalam instrumen berpacu, tetapi ukuran lebih daripada bonang.
Ciri: Tiga hingga enam pencon untuk slendro, dan tiga hingga tujuh pencon untuk pelog, dan ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
11. Kethuk Kempyang
Kethuk Kempyang berfungsi sebagai alat musik ritmis yang membantu kendhang dalam menghasilkan ritme lagu yang diinginkan.
Ciri: Satu set untuk slendro dengan kempyang berlaras barang dan kethuk berlaras gulu, dan satu set untuk pelog. Kempyang berlaras nem tinggi sedangkan kethuk berlaras nem rendah, dan ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
12. Kempul
Kempul berfungsi sebagai pemangku irama atau menegaskan irama melodi. Instrumen ini merupakan pengisi akor dalam setiap permainan gamelan.
Ciri: Tiga hingga enam pencon untuk slendro, dan tiga sampai tujuh pencon untuk pelog.
13. Gambang
Gambang merupakan instrumen gamelan yang paling cepat dalam sebuah lagu.
Ciri: Satu rancak gambang slendro, satu rancak gambang pelog nem dan satu rancak gambang pelog barang, masing-masing berbilah antara 18 hingga 21 buah, dan ditabuh atau dimainkan oleh seorang pengrawit.
Sampai sini sudahkah kalian memahami tentang alat musik Gamelan?
Demikianlah penjelasan mengenai alat musik Gamelan beserta pengertian, sejarah, jenis, fungsi, dan cirinya, semoga bermanfaat.
Sumber Referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Gamelan_Jawa