Alat Musik Kolintang : Pengertian, Sejarah dan Fungsinya

Abdul

alat musik kolintang

Alat musik kolintang berasal dari daerah Minahasa Sulawesi Utara, kolintang atau yang juga disebut dengan kulintang merupakan alat musik tradisional perkusi bernada kayu yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar,

instrumen ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum.

Meskipun bentuknya pipih panjang, kolintang merupakan instrumen yang masih bagian dari budaya gong Asia Tenggara yang telah dimainkan selama berabad-abad di Kepulauan Melayu Timur, Indonesia Timur, Filipina, Brunei, dan Timor, hingga akhirnya berkembang sampai saat ini.

Instrumen ini berkembang dari tradisi pemberian dari tradisi pemberian isyarat sederhana menjadi bentuk seperti sekarang, kegunaannya sendiri pun tergantung pada peradaban yang menggunakannya.

Baca Juga :

Pengertian Alat Musik Kolintang

alat musik kolintang

Alat musik kolintang terbuat dari kayu, kayu yang digunakan merupakan kayu lokal yang ringan namun kuat seperti cempaka, kayu waru, dan sejenisnya yang memiliki konstruksi serat paralel.

Kolintang merupakan instrumen yang dimainkan dengan menggunakan alat bantu yang terbuat dari kayu dan bagian ujung dari pemukulnya diberikan atau dilapisi semacam bantalan atau ditutup dengan kain yang diikatkan,

alat musik kolintang bunyinya berasal dari wilahan atau bar yang bergetar ketika dipukul, bar atau wilahan tersebut terbuat dari kayu lunak, adapun kayu yang dapat digunakan sebagai bahan wilahan tersebut yaitu:

  • Kayu Telur
  • Kayu Wenuang
  • Kayu Cempaka
  • Kayu Waru

Nama kolintang sendiri berasal dari suaranya yaitu “tong” “ting” “tang”, dalam bahasa daerah ajakan “mari kita lakukan TONG TING TANG” adalah “mangemo kumolintang”, akhirnya ajakan tersebut berubah menjadi kata “kolintang”.

Sejarah Alat Musik Kolintang

sejarah alat musik kolintang

Awalnya, kulintang atau kolintang hanya terdiri atas beberapa potong kayu yang disusun secara berjejer di atas kaki-kaki pemainnya, kemudian mulai dikembangkan menggunakan alat terbuat dari batang pisang,

instrumen ini mulai menggunakan kotak resonator sejak Pangeran Diponegoro datang ke Minahasa. Setelah Perang Dunia 2, instrumen ini mulai mengalami perkembangan dalam segi nada, di mana nada yang dihasilkan lebih mengacu pada susunan nada universal.

Menurut sejarah, kolintang sudah ada sejak zaman dahulu serta dimanfaatkan masyarakat untuk upacara ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur.

Sejak masuknya agama Kristen dan Islam di tanah Minahasa, instrumen ini tidak lagi digunakan untuk mengiringi upacara adat, tetapi lebih digunakan untuk mengiringi tarian, pengiring lagu, atau pertunjukan musik.

Sekarang ini kolintang mulai digemari oleh generasi muda terutama di Minahasa, mereka mengkolaborasikan instrumen ini dengan instrumen musik lainnya dalam mengiringi lagu jazz, pop, atau rock.

Masyarakat Minahasa sering kali menggunakan instrumen ini sebagai pengiring upacara adat, pertunjukan tari-tarian, dan lain lain. Kolintang diperkirakan telah ada sejak zaman dahulu di mana saat itu instrumen ini kerap dimainkan dalam ritual adat pemujaan roh leluhur.

Bagian Alat Musik Kolintang

bagian alat musik kolintang

Pada saat ini kolintang terbagi menjadi beberapa bagian yang berbeda-beda, perbedaan tersebut terlihat dari suara yang dihasilkannya, adapun jenisnya adalah sebagai berikut.

  • Loway (Bass)
  • Cella (Cello)
  • Karua (Tenor 1)
  • Karua Rua (Tenor 2)
  • Uner (Alto 1)
  • Uner Rua (Alto 2)
  • Katelu (Ukulele)
  • Ine Esa (Melodi 1)
  • Ina Rua (Melodi 2)
  • Ina Taweng (Melodi 3)

Cara Memainkan Alat Musik Kolintang

cara memainkan alat musik kolintang

Alat musik kolintang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik khusus, memukul pada bagian wilayah yang biasanya berjumlah 9 buah,

pada bagian wilahan tersebutlah seorang pemain memukul kolintang yang nantinya akan menghasilkan suara tergantung dari teknik dan cara memukul alat musik tersebut.

Memainkan instrumen ini membutuhkan skill agar menghasilkan nada yang diinginkan, meskipun mampu mengatur tenaga untuk memukulnya tetapi suara yang dihasilkan tetap harus diatur dan dikenali agar dapat menciptakan lantunan melodi yang diinginkan.

Agar suara yang dihasilkan terdengar bagus maka di ujung stik biasanya diberi bantalan kain layaknya alat pukul musik gamelan. Stik yang digunakan biasanya terdiri dari tiga stik yang diberi nomor tersendiri.

  • Stik nomor 1: Biasanya digunakan di tangan kiri.
  • Stik nomer 2 dan 3: Biasanya dipasang di sela-sela jari sesuai dengan akor yang dimiankan.

Untuk memainkan kolintang perlu diperhatikan beberapa teknik dalam mempelajari cara memainkan instrumen ini, yaitu sebagai berikut.

  • Melodi

Melodi dihasilkan dengan menggunakan 2 buah pemukul untuk menghasilkan nada yang panjang dengan cara memukul atau menggetarkannya dengan nada panjang,

pemain yang dapat menggunakan teknik ini dapat akan mampu menggantikan posisi dari melodi alat musik ritmis seperti gitar, biola, dan lainnya.

Teknik ini memiliki kelemahan seperti suaranya yang tidak terlalu nyaring, sehingga jika terdapat 2 buah melodi yang saling mengisi barulah dapat digunakan untuk mengiringi penampilan penyanyi-nya, atau dapat juga dengan memainkan instrumen ini dengan nada tangga oktaf yang berbeda, yang satu pokok dan yang lainnya improvisasi.

  • Juke

Juke diperlukan pada orkes keroncong dan posisi ini dapat diisi dengan baik dengan kolintang, juke dimainkan oleh 3 orang pemain, pemukul satu dipegang tangan kiri dan dua pemukul berada di tangan kanan, untuk menguasai teknik ini dapat dikatakan cukup sulit karena dari memegangnya saja sudah sulit.

Posisi memegang tangan kiri seperti memegang pemukul biasa, tetapi untuk pemukul yang ada di tangan kanan perlu diletakkan di sela-sela jari, kemudian pemain perlu memukul sambil menahan pemukul tersebut agar tidak jatuh.

  • Benjo

Benjo dalam permainan kolintang lebih mengarah pada teknik memainkannya yang berperan seperti benjo, dalam penampilannya terdapat sekitar 5 sampai 10 pukulan cepat yang dapat dimainkan oleh seorang pemain dan tempo yang digunakan juga sangatlah mempengaruhi nada yang dihasilkan.

  • Gitar

Selain posisinya yang merupakan instrumen fleksibel untuk mengiringi lagu, tari-tarian, atau sekedar hiburan, gitar juga cocok untuk dimainkan pada musik tradisional, dengan sedikit aransemen dan jadilah sebuah iringan musik yang indah.

Dalam pementasannya kolintang juga mampu mengisi kekosongan yang seharusnya diambil dengan instrumen gitar, meski permainannya yang memang terbatas karena tidak semua lagu cocok dengan instrumen kolintang.

  • Bass

Mungkin bass terlihat sepele, tetapi nyatanya sangat krusial dalam beberapa penampilan dan lagu tertentu, kolintang mungkin tidak terlalu sama suaranya dengan gitar bass, tetapi suara bassnya juga tidak terlalu buruk untuk digunakan sebagai pengiring.

Nada yang dihasilkan pun tidak terlalu panjang sehingga pemainnya juga tidak terlalu repot untuk mengatur seberapa panjang suara yang harus dihasilkan, kesulitan yang pastinya akan dihadapi oleh pemain adalah mereka hanya dapat memukul 1 balok per-pukulannya dan pastinya akan melelahkan.

Sampai sini sudahkah kalian memahami tentang alat musik Kolintang?

Mungkin itu saja penjelasan mengenai alat musik Kolintang beserta pengertian, sejarah, bagian, dan cara memainkannya, semoga bermanfaat.

 

Referensi :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Kolintang
  • https://lpmpsulawesiutara.kemdikbud.go.id/kolintang-kesenian-tradisional-kebudayaan-sulawesi-utara/

Bagikan:

Abdul

Pelajar yang insyaallah tidak pelit ilmu.

Leave a Comment