Pengertian Musik Tanjidor – Musik Tanjidor merupakan sejenis musik orkes rakyat khas Betawi yang menggunakan alat-alat musik barat terutama alat tiup. Musik ini berkembang sejak abad ke-19.
Alat-alat musik pada orkes tanjidor secara umum terdiri dari alat musik tiup seperti trombone, piston, tenor, clarinet, bass, dan dilengkapi dengan alat musik tambur dan gendering, yang termasuk dalam golongan instrumen membranophone.
Musik Tanjidor merupakan orkes yang digunakan untuk mengiringi pawai atau arak-arak pengantin. Biasanya, lagu-lagu yang dibawakan oleh orkes Tanjidor yaitu kramton, branas, dan batalion.
Baca Juga :
- Pengertian Musik Metal
- Pengertian Musik Reggae
- Pengertian Musik Rakyat
- Pengertian Musik Orkestra
- Pengertian Musik Nusantara
- Pengertian Musik Non Tradisional
- Pengertian Musik Hip-Hop
- Pengertian Musik Atonal
- Pengertian Musik Instrumen
- Pengertian Musik Keroncong
- Pengertian Musik Campursari
- Pengertian Musik Klasik
- Pengertian Musik Jazz
Pengertian Musik Tanjidor
Musik Tanjidor adalah jenis musik tradisional yang berasal dari daerah Betawi, Jakarta. Musik ini dimainkan dengan menggunakan alat musik seperti suling, biola, trompet, klarinet, drum, dan gendang.
Musik Tanjidor biasanya dimainkan pada acara-acara pernikahan, upacara adat, atau acara keagamaan.
Sejarah Musik Tanjidor di Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda, ketika para musisi Eropa datang ke Indonesia dan mengenalkan instrumen musik barat kepada masyarakat.
Musik Tanjidor sendiri dipercaya berasal dari bentuk musik serupa yang dibawa oleh para tentara Portugis ke Indonesia pada abad ke-16.
Dalam perkembangannya, Musik Tanjidor mengalami beberapa modifikasi. Misalnya, pada awalnya alat musik yang digunakan hanya terdiri dari instrumen musik barat, namun seiring berjalannya waktu, musik ini mulai menggunakan alat musik tradisional Indonesia seperti suling dan gendang.
Hal ini membuat Musik Tanjidor semakin beragam dan memiliki nuansa yang unik dan khas.
Sejarah Musik Tanjidor
Sejarah Musik Tanjidor di Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda, ketika para musisi Eropa datang ke Indonesia dan mengenalkan instrumen musik barat kepada masyarakat.
Musik Tanjidor sendiri dipercaya berasal dari bentuk musik serupa yang dibawa oleh para tentara Portugis ke Indonesia pada abad ke-16.
Asal-usul musik Tanjidor di Jakarta tidak begitu jelas, namun ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asal mula musik ini. Salah satu teori adalah bahwa musik Tanjidor merupakan perkembangan dari musik yang dimainkan oleh para tentara Portugis di Batavia pada abad ke-16.
Teori lain mengatakan bahwa musik Tanjidor berasal dari musik marching band yang dimainkan oleh tentara Belanda di Batavia.
Dalam perkembangannya, Musik Tanjidor mengalami beberapa modifikasi. Misalnya, pada awalnya alat musik yang digunakan hanya terdiri dari instrumen musik barat, namun seiring berjalannya waktu, musik ini mulai menggunakan alat musik tradisional Indonesia seperti suling dan gendang.
Hal ini membuat Musik Tanjidor semakin beragam dan memiliki nuansa yang unik dan khas.
Pada masa penjajahan Belanda, Musik Tanjidor sering dimainkan pada acara-acara pesta atau upacara militer. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, Musik Tanjidor mulai merambah ke berbagai acara kebudayaan seperti pernikahan, acara adat, acara keagamaan, dan bahkan pertunjukan seni.
Meskipun demikian, seiring perkembangan zaman, Musik Tanjidor semakin sulit ditemukan di Jakarta.
Namun, beberapa kelompok seni dan budaya masih mempertahankan dan melestarikan Musik Tanjidor, sehingga nilai-nilai budaya dan sejarahnya tetap terjaga dan dilestarikan.
Perkembangan Musik Tanjidor
Perkembangan Musik Tanjidor di Indonesia cukup menarik. Awalnya, musik ini dimainkan oleh para musisi Eropa dan tentara Belanda di Batavia pada masa penjajahan.
Namun, seiring berjalannya waktu, musik ini mulai diadaptasi oleh masyarakat lokal, terutama Betawi, dan dikombinasikan dengan alat musik tradisional Indonesia.
Perkembangan musik Tanjidor semakin pesat pada era 1960-an hingga 1970-an. Pada masa tersebut, musik Tanjidor mulai digunakan sebagai latar belakang dalam film-film Indonesia, terutama film-film bergenre komedi Betawi.
Musik Tanjidor juga semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia dan menjadi semakin populer.
Namun, seiring dengan modernisasi dan globalisasi, Musik Tanjidor mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan beralih ke musik-musik modern yang lebih populer.
Hal ini membuat musik Tanjidor semakin sulit ditemukan di Jakarta dan jarang dipentaskan pada acara-acara kebudayaan.
Meskipun demikian, beberapa kelompok seni dan budaya masih mempertahankan dan melestarikan Musik Tanjidor, sehingga nilai-nilai budaya dan sejarahnya tetap terjaga dan dilestarikan.
Di beberapa daerah di Indonesia, seperti Cirebon dan Bogor, musik Tanjidor masih tetap populer dan dipertunjukkan pada acara-acara kebudayaan. Selain itu, musik Tanjidor juga menjadi sumber inspirasi bagi musik-musik modern yang diadaptasi dari musik tradisional Indonesia.
Jenis-jenis Musik Tanjidor
Ada beberapa jenis musik Tanjidor yang bisa ditemukan di Indonesia, di antaranya:
1. Musik Tanjidor Klasik
Merupakan jenis musik Tanjidor asli yang dimainkan dengan menggunakan instrumen musik barat seperti trompet, klarinet, biola, dan drum.
2. Musik Tanjidor Modern
Merupakan perkembangan dari musik Tanjidor klasik yang lebih mengadaptasi alat musik tradisional Indonesia seperti suling, kendang, dan gendang.
3. Musik Tanjidor Melayu
Merupakan perpaduan antara musik Tanjidor dengan musik Melayu, yang biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik seperti gambus, gendang, dan rebana.
4. Musik Tanjidor Betawi
Merupakan musik Tanjidor yang khas dari masyarakat Betawi. Musik ini biasanya dimainkan pada acara-acara adat dan tradisional Betawi seperti pernikahan, sunatan, dan lain sebagainya.
5. Musik Tanjidor Keroncong
Merupakan perpaduan antara musik Tanjidor dengan musik Keroncong. Musik ini biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik seperti ukulele, biola, dan gitar.
6. Musik Tanjidor Gambang Kromong
Merupakan perpaduan antara musik Tanjidor dengan musik Gambang Kromong, yang merupakan musik tradisional Betawi yang dimainkan dengan menggunakan alat musik seperti gong, kendang, dan seruling.
Setiap jenis musik Tanjidor memiliki karakteristik dan nuansa yang berbeda, namun tetap memiliki ciri khas dari musik tradisional Indonesia.
Ciri-ciri Musik Tanjidor
Beberapa ciri khas dari musik Tanjidor adalah:
1. Instrumen Musik
Musik Tanjidor menggunakan instrumen musik seperti trompet, klarinet, biola, drum, suling, kendang, dan gendang. Instrumen-instrumen ini memberikan suara yang khas dan unik, yang seringkali menghasilkan harmoni musik yang indah.
2. Lagu-lagu Tertentu
Musik Tanjidor biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tertentu, seperti lagu-lagu daerah, lagu-lagu populer Indonesia, maupun lagu-lagu keroncong. Lagu-lagu tersebut seringkali dimainkan dengan aransemen musik yang khas, sehingga menghasilkan nuansa musik yang berbeda dari versi aslinya.
3. Pola Ritme dan Harmoni yang Dinamis
Musik Tanjidor memiliki pola ritme dan harmoni yang dinamis, sehingga menghasilkan irama musik yang unik dan menarik. Pola-pola tersebut seringkali berubah-ubah dari satu bagian musik ke bagian musik lainnya, sehingga menciptakan variasi yang menarik bagi pendengar.
4. Penggunaan Skala Musik Barat
Musik Tanjidor menggunakan skala musik barat, namun tetap mengadopsi unsur-unsur musik tradisional Indonesia, seperti melodi dan lirik lagu yang khas. Hal ini menghasilkan harmoni musik yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
5. Memiliki Nilai Budaya yang Tinggi
Musik Tanjidor memiliki nilai budaya yang tinggi, karena merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia.
Musik ini seringkali digunakan dalam acara-acara adat dan kebudayaan, sehingga tetap dilestarikan dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Betawi.
Fungsi Musik Tanjidor
Musik Tanjidor memiliki beberapa fungsi di dalam masyarakat Indonesia, di antaranya:
- Hiburan : Fungsi utama dari musik Tanjidor adalah sebagai hiburan bagi masyarakat. Musik ini seringkali dimainkan pada acara-acara sosial seperti pernikahan, khitanan, dan lain-lain untuk menghibur tamu dan penduduk setempat.
- Acara Kebudayaan : Musik Tanjidor juga seringkali dimainkan pada acara-acara kebudayaan seperti perayaan hari raya keagamaan, festival, dan lain-lain. Musik ini menjadi bagian dari tradisi dan budaya masyarakat setempat, sehingga tetap dilestarikan dan dimainkan hingga saat ini.
- Identitas Budaya : Musik Tanjidor menjadi salah satu identitas budaya masyarakat Betawi dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Musik ini menjadi bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan, sehingga dapat dikenal oleh generasi muda sebagai identitas budaya mereka.
- Pendidikan Musik : Musik Tanjidor juga seringkali digunakan sebagai alat pendidikan musik. Musik ini diajarkan pada sekolah-sekolah, kursus musik, dan komunitas musik sebagai cara untuk mempelajari musik tradisional Indonesia, khususnya musik dari daerah Jakarta.
- Perekat Sosial : Musik Tanjidor dapat menjadi perekat sosial bagi masyarakat yang berbeda latar belakang. Musik ini dapat mempersatukan masyarakat dalam acara-acara sosial dan kebudayaan, sehingga menciptakan kebersamaan dan rasa solidaritas di antara masyarakat.
Tokoh Musik Tanjidor
Beberapa tokoh musik Tanjidor yang terkenal di Indonesia adalah:
1. Bapak H. Baharuddin
Bapak H. Baharuddin merupakan tokoh musik Tanjidor yang sangat terkenal di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Tanjidor yang terkenal, seperti “Seserahan”, “Aduh Kasih”, dan “Ubi”. Beliau juga aktif sebagai musisi dan pemain musik Tanjidor.
2. Bapak Munawir
Bapak Munawir adalah salah satu pemain musik Tanjidor yang terkenal di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pemain klarinet yang sangat handal dan seringkali menjadi pengiring musik pada acara-acara kebudayaan di Jakarta dan sekitarnya.
3. Bapak Ismail Marzuki
Bapak Ismail Marzuki adalah salah satu komposer dan pencipta lagu terkenal di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pencipta lagu-lagu keroncong dan musik populer Indonesia, namun beliau juga sangat menghargai dan mempelajari musik Tanjidor.
4. Bapak Oetomo
Bapak Oetomo adalah salah satu pemain trompet Tanjidor yang terkenal di Indonesia. Beliau seringkali menjadi pengiring musik pada acara-acara kebudayaan di Jakarta dan sekitarnya, serta aktif sebagai pengajar musik Tanjidor.
5. Bapak Kosasih
Bapak Kosasih adalah salah satu pemain biola Tanjidor yang terkenal di Indonesia. Beliau seringkali menjadi pengiring musik pada acara-acara kebudayaan di Jakarta dan sekitarnya, serta aktif sebagai pengajar musik Tanjidor.
Contoh Musik Tanjidor
Berikut ini beberapa contoh musik Tanjidor yang populer di Indonesia:
1. Seserahan
Lagu Seserahan merupakan salah satu lagu Tanjidor yang sangat populer di Indonesia. Lagu ini sering dimainkan pada acara pernikahan untuk mengiringi prosesi seserahan.
2. Aduh Kasih
Lagu Aduh Kasih juga merupakan salah satu lagu Tanjidor yang populer di Indonesia. Lagu ini memiliki lirik yang romantis dan sering dimainkan pada acara-acara kebudayaan di Jakarta dan sekitarnya.
3. Ubi
Lagu Ubi adalah lagu Tanjidor yang sangat populer di Indonesia. Lagu ini memiliki irama yang khas dan sering dimainkan pada acara-acara kebudayaan dan sosial di Jakarta dan sekitarnya.
4. Sepasang Merpati
Lagu Sepasang Merpati juga merupakan salah satu lagu Tanjidor yang terkenal di Indonesia. Lagu ini memiliki lirik yang romantis dan sering dimainkan pada acara-acara kebudayaan dan sosial di Jakarta dan sekitarnya.
5. Keroncong Kemayoran
Lagu Keroncong Kemayoran merupakan lagu keroncong yang terkenal di Indonesia. Lagu ini sering dimainkan dalam format Tanjidor dengan menggabungkan instrumen keroncong dan Tanjidor. Lagu ini menjadi salah satu lagu nasional Indonesia yang cukup populer.
Contoh Alat Musik Tanjidor
Berikut beberapa contoh alat musik tradisional yang digunakan dalam ansambel musik Tanjidor:
1. Klarinet
Alat musik ini terbuat dari bahan logam dan bentuknya mirip seperti seruling, hanya saja suara yang dihasilkan berbeda jauh dengan seruling.
Klarinet merupakan alat musik dari luar yang akhirnya berbaur dengan unsur lokal dan digunakan dalam pertunjukan Tanjidor. Klarinet sendiri juga merupakan alat musik tiup jenis Woodwind. Cara memainkannya dengan ditiup.
2. Rebana Biang
Rebana Biang namanya merujuk pada ukuran alat musiknya yang sangat besar, sehingga disebut Biang.
Ukurannya yang besar menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang melintas dan melihat pertunjukan Orkes Tanjidor.
Cara memainkannya dengan ditabuh menggunakan bagian tangan.
3. Saksofon
Saksofon adalah alat musik tiup yang terbuat dari bahan logam dan merupakan bagian dari instrumen Woodwind.
Saksofon memiliki suara khas yang dirasa cocok dengan musik tradisional karena itu alat musik ini digunakan dalam pertunjukan Tanjidor.
Penggunaan alat musik ini tentunya tidak lepas dari pembauran budaya asing dalam bidang musik yang dibawa oleh orang-orang Belanda.
4. Rebana Ngarak
Alat musik ini merupakan Rebana yang berbeda dengan Rebana Biang, terutama dalam hal ukuran, Rebana Ngarak jauh lebih kecil dibanding Rebana Biang.
Kulit yang digunakan pada pembuatan alat musik ini biasanya dibuat dari kulit kerbau atau sapi. Cara memainkan rebana yaitu dipukul dengan tangan pada bagian kulitnya.
5. Trombon
Trombon suaranya dihasilkan oleh getaran pada bibir pemainnya. Dalam bahasa Itali, Trombon mempunyai makna terompet besar.
Seseorang pemain musik Trombon disarankan melatih pernafasannya dengan baik untuk dapat memainkan alat musik ini dengan baik, karena meniup Trombon membutuhkan pernafasan yang panjang dan kuat.
6. Tehyan
Alat musik tradisional asal Betawi ini mempunyai suara yang khas dan menjadi ciri salah satu permainan Orkes Tanjidor.
Cara memainkannya dengan digesek menggunakan busur gesek yang terbuat dari Itali.
7. Simbal
Simbal menghasilkan suara yang tinggi dan dapat mengisi celah kosong nada tinggi nyaring dalam sajian musik yang dibawakan oleh Orkes Tanjidor.
Alat musik ini juga berfungsi untuk mengimbangi sejumlah alat tiup lainnya yang pada umumnya menghasilkan nada-nada rendah.
Simbal yang digunakan biasanya berukuran sangat besar, sehingga satu pemain musik hanya menggenggam sepasang Simbal.
Pemain Simbal disamping dituntut piawai dalam bnermain musik, namun juga dituntut mempunyai kekuatan otot tangan baik, karena simbal memiliki berat yang tidak ringan.
8. Kendhang
Kendhang dimainkan sebagai pengatur tempo dan menjaga irama lagu yang sedang dimainkan oleh Orkes Tanjidor. Irama dan ketepatan bergantung pada keluwesan pemain Kendhang dalam menggerakkan tangan.
Sesekali dalam pertunjukan Orkes Tanjidor, pemain Kendhang akan menunjukkan keahliannya dalam menabuh Kendhang. Cara memainkannya tentu dengan ditabuh.
9. Tamborin
Tamborin dapat juga dimainkan dalam pertunjukan seni musik Tanjidor.
Bagian tubuh Tamborin terbuat dari kayu pohon, sedangkan bagian permukaan tabuhnya terbuat dari kulit hewan ataupun plastik.
Cara memainkannya dengan dipukul menggunakan bagian dalam telapak tangan atau buku jari.
10. Bass Drum
Alat musik ini menghasilkan suara rendah. Suara Bass Drum yang riuh juga menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak untuk mendekat dan melihat pertunjukan Orkes Tanjidor. Cara memainkannya dengan dipukul dengan stik penabuh.
11. Ketipung
Alat musik ketipung memiliki bentuk yang mirip sekali dengan Kendhang, hanya saja suara yang dihasilkan dari membrannya sangat berbeda dari Kendhang pada umumnya.
Ukuran diameter Ketipung jauh lebih kecil dibandingkan Kendhang. Cara memainkannya dengan cara dipukul menggunakan tangan pada bagian kulitnya.
12. Timpani
Timpani merupakan alat musik tabuh yang mempunyai ukuran sangat besar, maka tak heran jika alat musik tersebut sangatlah merepotkan jika dipindah pindahkan,
sehingga alat musik ini hanya diikut sertakan apabila Orkes Tanjidor bermain dalam panggung yang tidak memerlukan mobilitas atau perpindahan yang tinggi.
Biasanya jika Orkes Tanjidor sedang ikut pawai atau karnaval, maka Timpani akan diikut sertakan.
Cara memainkannya dengan dipukul menggunakan stik tabuh pada bagian kulitnya.
13. Terompet
Alat musik Terompet hanya mempunyai 3 buah lubang nada. Merdu tidaknya suara yang dihasilkan ditentukan dari pernafasan pemain musik ini.
Panjang pendeknya nada juga bergantung pada panjang pendeknya pernafasan pemain Terompet. Cara memainkannya dengan cara ditiup.
14. Marching Baritone
Alat musik tiup ini dibuat khusus untuk kebutuhan Orkes jalanan, atau marching band, sehingga dapat tetap dimainkan dengan stabil meski pemainnya sedang berjalan.
Biasanya disebuah Orkes Tanjidor, ada dua orang pemain yang memainkan alat musik Marching Baritone ini. Cara memainkannya dengan ditiup.
15. Snare Drum
Snare Drum merupakan Drum yang dilengkapi tali sehingga ketika dibunyikan atau ditabuh, akan mengeluarkan suara tambahan seperti gemericik.
Efek suara gemericik ini berasal dari tali tersebut. Suara ini juga menjadi daya tarik tersendiri dalam Orkes Tanjidor. Cara memainkannya dengan ditabuh.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik Tanjidor adalah musik tradisional yang berasal dari Indonesia, terutama dari daerah Betawi. Musik Tanjidor terdiri dari beberapa alat musik, seperti klarinet, trompet, biola, tuba, bass drum, dan sebagainya.
Musik Tanjidor memiliki beberapa ciri khas, seperti irama yang riang dan ceria, serta penggunaan unsur musik Barat yang diadaptasi ke dalam musik tradisional Indonesia.
Selain itu, musik Tanjidor memiliki fungsi yang beragam, mulai dari hiburan, upacara adat, acara keagamaan, dan sebagainya. Beberapa tokoh musik Tanjidor yang terkenal di Indonesia juga telah mengangkat musik Tanjidor ke ranah yang lebih luas.
Meskipun seiring perkembangan zaman, musik Tanjidor mulai ditinggalkan oleh masyarakat, namun keberadaannya tetap dijaga dan diapresiasi oleh pecinta musik tradisional Indonesia.
Referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjidor
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/tanjidor/